TERAPI PERMAINAN OKUPASI DAN MUSIK

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada hakikatnya manusia diberi akal dan pikiran untuk menghasilkan sesuatu yang berguna dalam menunjang kelangsungan hidupnya di dunia ini. Hal ini merupakan kesempurnaan yang dirahmatkan oleh tuhan kepada setiap manusia sebagai sarana untuk menghadapi tantangan dan rintangan, agar manusia bis saling berinteraksi baik secara individu maupun berkelompok yang terpadu, harmonis dan dinamis.

Begitu pula dengan anak berkebutuhan khusus (ABK), mereka membutuhkan sesuatu yang berguna, yang diperlukan dalam rangka untuk mempermudah hajat hidupnya, salah satunya melalui program terapi permainan okupasi dan musik yang tujuannya bisa mengembangkan potensi anak, supaya diharapkan dapat menciptakan keadaan dan lingkungan yang lebih menunjang kepada mereka, serta dapat sepenuhnya hidup bermasyarakat sehingga nantinya anak berkebutuhan khusus (ABK) tidak hanya dijadikan objek.

B. PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan tentang terapi permainan dan musik untuk anak tuna Grahita dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang terapi permainan okupasi dan musik dalam pembelajaran yaitu menyusun gerak bermain yang berkaitan dengan meteri pelajaran yang diiringi lagu atau musik sehingga akan terbentuk suatu tarian.

3

BAB II

TERAPI PERMAINAN OKUPASI DAN MUSIK

A. PENGERTIAN

Bermain merupakan kegiatan yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain dilakukan dengan bebas, anak boleh memilih permainan yang akan dilaksanakannya. Mereka tidak terikat oleh waktu, mereka boleh berhenti pada saat ingin berhenti. Dr. Maria Montessori berpendapat bahwa “bermain itu melatih panca indra anggota badan dan penting sebagai persiapan hidup kekal dikemudian hari.” Anak akan merasa gembira karena masa kekuatan berkembang anak bebas memilih saat (waktu) dan alat permainan, tetapi tidak boleh berbuat sekehendak hatinya.

Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah mereka yang mengalami perkembangan kecerdasan lambat, sehingga mengalami kesulitan dalam mengikuti pendidikan yang biasa diberikan kepada anak normal. Agar mereka dapat mencapai prestasi yang sebaik-baiknya sesuai dengan kapasitas (kemampuannya) mereka membutuhkan pendidikan luar biasa.

Dalam kegiatan bermain anak berkebutuhan khusus (ABK) menemukan sikap tubuh yang baik dan seimbang serta memudahkan mereka untuk melakukan sesuatu.

Musik merupakan sebagai bagian kecil dari kehidupan manusia, demikian sekarang dimana musik bukan hanya sekedar hiburan, melainkan merupakan pengembangan atau pembentuk aspek mental, fisik, emosi dan sosial.

AT. Mahmud (1941) mengatakan bahwa “ musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia.” Dengan demikian musik dapat dijadikan wahana pembentukan sifat manusia.

B. TUJUAN

Tujuan bermain adalah mengembangkan fungsi diri anak didik, misalnya supaya anak didik lebih mampu membedakan dan menyamakan panjang, bentuk dan sebagainya. Di samping itu untuk mengembangkan kemampuan gerak yaitu gerak kasar dan halus seperti berjalan, meloncat, bermain pasir, tanah liat atau balok- balok kecil.

4

Bermain juga mengembangkan daya fantasi aktif maupun pasif dalam mengembangkan fantasi aktif anak dibawa untuk memainkan salah satu peran seperti menjadi penjual atau pembeli.

C. INPUT

Keaktifan dan keberhasilan bermain anak ditentukan oleh kondisi dan keadaan anak yang akan dibahas dalam makalah ini adalah anak berkebutuhan khusus (ABK) mampu latih atau anak tuna Grahita sedang / C1. yang membedakan anak berkebutuhan khusus (ABK) dari anak normal adalah perkembangannya yang demikian lambat, sehingga sukar mengikuti pendidikan yang biasa diberikan kepada anak normal. Untuk mencapai prestasi yang sesuai dengan kemampuannya, mereka membutuhkan pendidikan yang disebut pendidikan luar biasa (PLB).

Anak yang mampu latih, walaupun umurnya sudah lebih dari 6 tahun, banyak yang belum dapat bermain bersama teman sebayanya. Sebagian anak mampu latih tidak tahu bagaimana harus bermain, pada waktu jam istirahat di sekolah mereka tidak jelas apa yang ditujunya. Hal ini bukan berarti anak mampu latih tidak mempunyai kebutuhan dan dorongan untuk bermain, akan tetapi mereka kurang memiliki inisiatif dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan itu, sebaliknya apabila mereka dibiarkan tidak bermain, maka dalam perkembangannya akan kurang mampu memfungsikan gerakan tubuhnya dan kurang memahami beberapa ketentuan atau bahkan sama sekali tidak dimengerti oleh mereka.

Masalah lain yang tidak kurang pentingnya ialah kekurangan dalam hal kecerdasan, kurang berinisiatif, kurang dapat memusatkan perhatian, pembendaharaan kata, koordinasi gerak, pengalaman dan kurang mampu memberikan perimbangan. Mereka lebih suka mengistirahatkan pikirannya daripada berfikir dalam-dalam.

Berdasarkan kesan-kesan itu, kita dapat mengetahui keterbatasan dan hambatan anak didik dalam bermain, dan dapat mengetahui jenis permainan yang menjadi minatnya. Dengan demikian kita dapat memilih permainan yang sesuai dengan kemampuannya.

5

D. PROSES PENDIDIKAN

a. Instrumental Input

1. Pendidik ( guru )

Dalam bimbingan bermain, fantasi dan kreasi pendidik sangat besar sekali artinya bagi keberhasilan bermain. Sikap dan minat pendidik yang baik dapat menularkan kebaikan pula kepada anak didiknya.

Pendidik hendaknya melakukan pengamatan terhadap anak didik yang dihadapinya. Hal yang perlu diamati antara lain :

· Jenis alat permainan

· Cara dan lama memainkannya

· Keterampilan selama bermain

· Sikap dan perasaan yang menyertainya

Agar anak mau bermain, pendidik hendaknya mengusahakan keadaan yang dapat menimbulkan minat bermain, lingkungan yang santai, bebas dari hal-hal yang dapat mengganggu emosi dan memecah perhatian anak. Hal-hal yang mengganggu motorik hendaknya dijauhkan dari anak. Disamping itu peranan guru sangat menentukan, seperti penampilan keceriaan wajah, sikap dan perbuatan guru harus senantiasa menunjukan keramahan dan keakraban.

2. Program Pengajaran

Dalam program terapi permainan ini akan mengembangkan kemampuan gerakan kasar dan gerakan halus yang berirama dengan menggunakan kaki dan tangan. Kemampuan gerak kasar yaitu gerakan yang besar-besar dengan menggunakan kaki seperti: berjalan, melangkah, meloncat. Sedangkan mengembangkan gerakan halus yaitu dengan menggunakan tangan melalui permainan kelinci, sehingga anak dapat mempergunakan gerakan-gerakan kecil tangannya.

3. Pelaksanaan Materi Pelajaran

Dalam kemampuan akademik yang rendah membuat anak tuna Grahita cepat bosan dalam belajar terlebih banyak yang mengalami gangguan konsentrasi. Dalam hal ini musik dapat digunakan sebagai media untuk menyampaikan materi

6

pelajaran. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya tidak perlu diadakan alokasi waktu secara khusus. Terapi permainan okupasi dan musik memiliki kelebihan mengurangi kebosanan anak, anak tidak merasa sedang dipaksa untuk belajar dan memusatkan fikirannya.

Misalnya mengembangkan kemampuan mengembangkan gerakan kasar dan halus yang berirama dengan menggunakan kaki dan tangan seperti melangkah, berjalan, meloncat, bertepuk tangan dan mengayun tangan. Melalui permainan “balonku” dengan diiringi lagu.

Lagu Balonku yang terdiri dari 4 baris:

Baris ke 1 mengiringi gerakan pertama

Balonku ada lima

Baris ke 2 mengiringi gerakan kedua

Rupa-rupa warnanya

Baris ke 3 mengiringi gerakan ketiga

Hijau, Kuning, kelabu

Baris ke 4 mengiringi gerakan keempat

Merah muda dan biru

Gerakan pertama:

Anak berbaris membanjar

1. sikap berdiri, dengan tangan memegang balon.

2. lalu salah satu tangan direntangkan ke depan

3. tangannya diayunkan ke kanan dan ke kiri.


7

Gerakan kedua:

1. sikap berdiri.

2. tangan disimpan di pinggang

3. kepala digeleng-gelengkan ke kanan dan ke kiri.

Gerakan ke tiga:

1. balon dipegang dengan kedua tangan dan diarahkan ke depan dan ke

belakang.

2 melangkahkan kaki, kedepan 2 kali dan ke belakang 2 kali

Sesuai irama atau lagu.


8

Gerakan ke empat:

1. sikap berdiri

2. menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri.

3. lalu balon dipeluk.

4. Alat Permainan

Alat permainan adalah yang dapat merangsang kecerdasan, kreatifitas dan membuat anak baraktifitas. Untuk anak yang sukar berfantasi memerlukan alat bantu yang menyerupai benda yang sesungguhnya, seperti alat permainan yang dapat dibongkar dan dipasang kembali, alat seperti itu dapat merangsang anak untuk mencoba.

Alat permainan hendaknya aman, tidak mengakibatkan luka, terbakar atau terkena aliran listrik, ukuran alat permainan hendaknya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Alat permainan yang dibuat bersama oleh pendidik dan anak didik lebih berarti daripada buatan pabrik, kemudian anak lebih senang membuatnya sendiri bersama dengan temannya.

Alat permainan juga tidak diharuskan yang bagus dan mahal, yang penting alat-alat itu hendaknya awet,aman dan cukup menarik perhatian anak.

9

b. Inveromental Input

1. Keamanan

Keamanan ruangan hendaknya mendapat perhatian yang utama. Ruang itu dapat menjadi alat untuk melatih kecakapan anak. Anak- anak bukan hanya harus mengalami bermain di ruangan yang beralas tembok atau kayu saja. Mereka juga mengalami bermain di ruang yang berbatu kerikil yang bulat-bulat demikian juga di atas rumput.

2. Ketertiban

Ketertiban selalu di lakaukan dalam segala aspek kehidupan, juga dalam bermain. Untuk menanamkan ketertiban, biasanya diperlukan contoh yang baik dari pendidik. Pendidik juga harus “tidak sabar” setiap kali melihat barang yang tidak teratur letaknya.

Ketertiban bermain bermaksud mendidik anak supaya menghargai orang lain, berlaku sopan, sikap tenggang rasa serta jujur. Orang yang tidak tertib biasanya akan mengakibatkan kesulitan pada dirinya sendiri dan pada orang lain.

3. Sosial Budaya

Permainan sangat penting bagi perkembangan, terutama dalam aspek sosial dan kepribadian anak. Diantaranya bermain bersama dan bermain kompetisi.

Permainan ini disamping menyenangkan, dapat pula membantu anak untuk bertindak jujur, menaati peraturan, berusaha menang, rela menerima kekalahan dan bekerja untuk kepentingan bersama.

E. OUT PUT

Setelah program terapi permainan dan musik ini diberikan kepada anak didik. Maka di harapkan mereka dapat melakukan gerakan kasar dan halus melalui kaki dan tangannya.

Anak juga kelihatan bersemangat dan sangat menyukai permainan tersebut. Pada umumnya anak didik kelihatan gembira dan menyenangi. Semua tercermin dari raut wajah mereka yang di hiasi keceriaan dan keriangan serta gelak tawa.

10

F. OUT COME

Pengaruh dari terapi permainan okupasi dan musik yang telah diajarkan kepada anak didik adalah :

  • Mereka dapat mematuhi peraturan bermain kelinci
  • Mereka dapat berdisiplin tempat
  • Mereka dapat berkonsentrasipenuh pada tarian
  • Mereka dapat memfokuskan penglihatan
  • Mereka merasa dihargai keberadaannya
  • Mereka merasakan adanya kebersamaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar